JUJUR, AMANAH DAN ISTIQAMAH
(Hidup Tenang
dengan Kejujuran, Amanah dan Istiqamah)
1.
JUJUR
Jujur adalah kesesuaian sikap antara perkataan dan perbuatan yang
sebenarnya. Apa yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan apa yang
diperbuat itulah yang sebenarnya.
Kejujuran sangat erat kaitannya dengan hati nurani. Kata hati
nurani adalah sesuatu yang murni dan suci. Hati nurani selalu mengajak kita
kepada kebaikan dan kejujuran. Namun, kadang, kita enggan mengikuti hati nurani.
Bila kita melakukan sesuatu yang tidak sesuai hati nurani, maka itulah yang disebut
dusta. Apabila kita katakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan, itulah
yang dinamakan bohong. Dusta atau bohong merupakan lawan kata jujur.
Jujur itu penting. Berani jujur itu hebat. Sebagai makhluk sosial,
kita memerlukan kehidupan yang harmonis, baik, dan seimbang. Agar tidak ada
yang dirugikan, dizalimi dan dicurangi, kita harus jujur. Jadi, untuk kehidupan
yang lebih baik kuncinya adalah kejujuran. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi:
“Dari Abdullah ibn Mas’ud r.a., Rasulullah saw. bersabda,
“Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke
surga...” (H.R. Bukhari).
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa “kejujuran itu mahal”. Ya,
kejujuran memang sangat mahal karena berkata jujur itu terkadang sangat berat.
Akan tetapi, agar dapat dipercaya orang, kita harus jujur. Rasulullah saw.
telah memberi contoh nyata kepada kita. Pada masa jahiliyah sangat sulit
mencari orang yang jujur. Dengan kejujuran Rasulullah saw. menjadi orang yang
paling terpercaya. Beliau mendapat gelar al-Amin (dapat dipercaya) dari bangsa
Quraisy.
Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang
lain tidak percaya. Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat
hati jadi was-was.
Akan tetapi kadangkala, ada orang yang tidak suka dengan kejujuran.
Hal ini dapat terjadi kalau orang itu
akan terganggu oleh kejujuran kita itu. Meskipundemikian jangan takut dan risau
karena lebih banyak pihak yang mendukung kejujuran.
Kejujuran merupakan bagian dari akhlak yang diajarkan dalam Islam.
Seharusnya sifat jujur juga menjadi identitas seorang muslim. Katakan bahwa
yang benar itu adalah benar dan yang salah itu salah. Jangan dicampuradukkan
antara yang hak dan yang batil. Allah Swt. berfirman:
“Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan
(janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya”. (Q.S. al-Baqarah/2:42)
Hikmah atau manfaat dari perilaku
jujur adalah:
a.
mendapatkan
kepercayaan dari orang lain,
b.
mendapatkan
banyak teman, dan
c.
mendapatkan
ketentraman hidup karena tidak memiliki kesalahan terhadap orang lain.
2.
AMANAH
Amanah artinya
terpercaya (dapat dipercaya). Amanah juga berarti pesan yang dititipkan
dapat disampaikan kepada orang yang berhak. Amanah yang wajib ditunaikan
oleh setiap orang adalah hak-hak Allah Swt., seperti salat , zakat, puasa,
berbuat baik kepada sesama, dan yang lainnya.
Amanah berkaitan erat
dengan tanggung jawab. Orang yang menjaga amanah biasanya disebut orang
yang bertanggung jawab. Sebaliknya, orang yang tidak menjaga amanah disebut
orang yang tidak bertanggung jawab.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menjaga amanah itu
penting. Kalau kalian setuju dengan pernyataan ini, mulai sekarang kalian harus
berlatih untuk menjaga amanah. Kalian harus berlatih untuk bertanggung
jawab. Untuk berlatih tidak sulit. Mulailah dari menjaga amanah yang kecil-kecil,
seperti bertanggung jawab saat piket kebersihan. Kalian belajar dan sekolah
dengan sungguh-sungguh. Itu juga bagian dari menjaga amanah.
Melaksanakan ibadah salat juga bagian dari menjaga amanah dari
Allah Swt.
Ternyata, tanpa disadari kalian sudah mulai berlatih menjaga amanah.
Siapa tahu kelak di antara kalian ada yang mendapat amanah untuk menjadi
seorang pemimpin. Jika kalian berlatih mulai dari sekarang, pada saat menjadi
pemimpin tentu tidak sulit untuk menjaga amanah.
Rasulullah saw. bersabda:
“Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda:“Setiap
kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas
kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung
jawaban perihal rakyat yang
dipimpinnya...” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Amanah itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.
Amanah terhadap
Allah Swt. Amanah ini berupa ketaatan akan segala perintah dan menjauhi
segala larangan-Nya. Allah swt. berfirman:
”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian
mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga) janganlah kalian
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui.”.(Q.S. al-Anfal/8:27).
Contoh amanah kepada Allah Swt., yaitu
menjalankan semua yang diperintahkan dan meninggalkan semua yang dilarangnya. Bukankah
kita diciptakan oleh Allah Swt. Untuk mengabdi kepada-Nya? Orang yang mengabdi kepada-Nya
berarti telah memenuhi amanah- Nya. Orang yang tidak mengabdi kepada-Nya
berarti telah mengingkari amanah-Nya.
b.
Amanah terhadap sesama manusia. Amanah ini meliputi hak-hak
antarsesama manusia. Misalnya, ketika dititipi pesan atau barang, maka kita
harus menyampaikannya kepada yang berhak. Allah Swt. berfirman:
“Sesungguhnya Allah Swt. menyuruh kamu untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak
menerimanya...”.(Q.S. an-Nisa’/4:58)
c.
Amanah terhadap
diri sendiri. Amanah ini dijalani dengan memelihara dan menggunakan
segenap kemampuannya demi menjaga kelangsungan hidup, kesejahteraan, dan
kebahagiaan diri. Allah Swt. berfirman:
“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya”(Q.S.
al-Mu’minun/23:8)
Orang yang berbuat baik kepada orang lain, sesungguhnya ia telah
berbuat baik kepada diri sendiri. Begitu juga sikap amanah memiliki
dampak positif bagi diri sendiri. Di antara hikmah amanah adalah sebagai
berikut.
a.
Dipercaya
orang lain, ini merupakan modal yang sangat berharga dalam menjalin hubungan
atau berinteraksi antara sesama manusia.
b.
Mendapatkan
simpati dari semua pihak, baik kawan maupun lawan.
c.
Hidupnya
akan sukses dan dimudahkan oleh Allah Swt.
Perilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan
melalui kegiatankegiatan sebagai berikut.
a.
Menjaga
titipan dan mengembalikannya seperti keadaan semula. Apabila kita dititipi
sesuatu oleh orang lain, misalnya barang berharga, emas, rumah, atau barang-barang
lainnya, maka kita harus menjaganya dengan baik. Pada saat barang titipan
tersebut diambil oleh pemiliknya, kita harus mengembalikannya seperti semula.
b.
Menjaga
rahasia. Apabila kita dipercaya untuk menjaga rahasia, baik itu rahasia
pribadi, rahasia keluarga, rahasia organisasi, atau rahasia negara, maka kita
wajib menjaganya supaya tidak bocor kepada orang lain.
c.
Tidak
menyalahgunakan jabatan. Jabatan adalah amanah yang wajib dijaga. Apabila
kita diberi jabatan apapun bentuknya, maka kita harus menjaga amanah tersebut.
Segala bentuk penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau
kelompok termasuk perbuatan yang melanggar amanah.
d.
Memelihara semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt.
berupa umur, kesehatan, harta benda, ilmu, dan sebagainya. Semua nikmat yang
diberikan oleh Allah Swt. kepada umat manusia adalah amanah yang harus
dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
3.
3. ISTIQAMAHri Berperilaku Istiq±mah
Istiqamah berarti sikap kukuh pada pendirian dan konsekuen dalam tindakan. Dalam
makna yang luas, istiqamah adalah sikap teguh dalam melakukan suatu kebaikan,
membela dan mempertahankan keimanan dan keislaman, walaupun menghadapi berbagai
macam tantangan dan godaan.
Seseorang yang mempunyai sifat istiqamah bagaikan
batu karang yang berada di tengah-tengah lautan yang tidak tergeser
sedikit pun, meskipun dihantam oleh
gelombang yang sangat besar.
Istiqamah terwujud karena adanya keyakinan akan kebenaran dan siap menanggung risiko. Sikap ini wajib dimiliki setiap muslim,
termasuk kita sebagai pelajar. Istiqamah dapat membantu kita untuk
membentuk sikap dan perilaku yang sesuai
dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, kita sebagai pelajar harus memberikan contoh yang baik kepada siapa saja dalam kehidupan kita
sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat
sekitar. Allah Swt. berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah,
kemudian mereka tetap istiqmah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka
tidak (pula) bersedih hati”.
(Q.S. al- Ahqaf/46:13)
Ayat di atas menjelaskan sikap orang-orang istiqamah, yaitu
menepati dan mengikuti garis-garis yang telah ditentukan oleh agama,
menjalankan semua perintah Allah Swt. dan meninggalkan semua larangan-Nya.
Orang yang semacam itu tidak perlu khawatir terhadap diri mereka di hari kiamat
karena Allah Swt. Menjamin keselamatan mereka.
Di antara hikmah perilaku istiqamah
adalah sebagai berikut.
a.
Orang
yang istiqamah akan dijauhkan oleh Allah Swt. dari rasa takut dan sedih
sehingga dapat mengatasi rasa sedih yang menimpanya, tidak hanyut dibawa
kesedihan dan tidak gentar dalam menghadapi kehidupan masa yang akan datang.
b.
Orang
yang istiqamah akan mendapatkan kesuksesan dalam kehidupan di dunia karena ia
tekun dan ulet.
c.
Orang
yang istiqamah dan selalu sabar serta mendirikan salat akan selalu dilindungi
oleh Allah swt.
Perilaku istiqamah dapat diwujudkan melalui
kegiatan:
a.
selalu
menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya dalam keadaan apa pun
dan di mana pun;
b.
melaksanakan
salat tepat pada waktunya;
c.
belajar
terus-menerus hingga paham;
d.
selalu
menaati peraturan, baik yang ada di rumah, sekolah, maupun di masyarakat;
e.
selalu
menjalankan kewajibannya dengan rasa senang dan nyaman, tidak merasa dipaksa
atau dibebani.
terima kasih :)
BalasHapusTHANK YOUR BLOG'S
BalasHapusYuhu
BalasHapusterimakasih
BalasHapusMATUR SUWUN
BalasHapusTerimah kasih
BalasHapusUwaw panjang sekali
BalasHapusTerimakasih
BalasHapusYa in
BalasHapusSalah itu mksdnya thanks
HapusThank you Gomawo arigato Khabkan hatur nuhun
BalasHapusPersiapan buat besok
BalasHapus(ulangan)
Makasi, membantu banget ;)
BalasHapusBlh copy y, syukron deh
BalasHapusAlhamdulillah bermanfaat
BalasHapusSyukron membantu banget
BalasHapusTrima kasih
BalasHapusTerimakasih
BalasHapus