Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Menjadi Lebih Mudah
Allah Swt. yang memiliki ilmu. Allah
disebut al-‘Alim artinya Maha Mengetahui (Maha Berilmu). Ilmu Allah Swt.
sangat luas tanpa batas. Ada yang diberikan kepada kita sudah tertulis dan ada
yang tidak tertulis. Yang tertulis adalah kitabullah dan yang tidak
tertulis adalah alam semesta serta isinya yang disebut sebagai ayat-ayat kauniyyah.
Selain belajar tentang alam semesta, kita juga wajib mempelajari ilmu Allah
Swt. yang tertulis, yaitu al-Qur’an.
Al-Qur’an dapat dipelajari dengan cara membiasakan membaca tartil,
mempelajari artinya, dan memahami kandungannya. Mari membaca al-Qur’an dengan
tartil ayat-ayat berikut ini:
1.
Membaca Q.S. ar-Rahman/55: 33
2.
Membaca Q.S. al-Mujadalah/58: 11
3.
Menerapkan Hukum Bacaan Panjang/Mad
Supaya kalian dapat membaca ayat-ayat di atas dengan tartil,
maka perlu memahami ilmu tajwid. Perhatikan ketentuan hukum bacaan mad
berikut ini.
Mad artinya bacaan
panjang, yaitu membaca panjang pada huruf-huruf yang memiliki kriteria mad.
Ada dua macam mad, yaitu mad Tabi’i atau mad asli dan
mad far‘i atau cabang-cabang mad. Perhatikan penjelasan berikut
ini.
a.
Mad Tabi‘i atau
Mad asli
Mad Tabi‘i artinya bacaan
panjang dua harakat atau dua ketukan. Bacaan mad yang dimaksud di
sini adalah cara membaca huruf dengan memanjang karena ada hukum mad.
Ketentuan hukum bacaan mad sebagai berikut:
1)
Huruf
alif atau fathah berdiri. Apabila ada huruf alif didahului tanda baca fathah,
2)
Huruf
wawu. Apabila ada huruf wau sukun sebelumnya bertanda baca domah,
3)
Huruf
ya. Apabila ada huruf ya sukun dan didahului tanda baca kasrah,
Perhatikan contoh bacaan mad pada
skema berikut
b.
Mad Far’i (Cabang-cabang Mad)
Mad Far’i adalah mad cabang, yakni cabang dari mad Tabi‘i atau mad asli.
Sebelum kalian membahas mad Far’i, alangkah baiknya kalau kalian memahami
secara tuntas tentang mad Tabi‘i. Karena mad Far’i sangat terkait dengan mad
Tabi‘i atau mad asli. Mad Far’i jumlahnya ada 14, yaitu:
Cabang - Cabang Mad
1) Mad Wajib Muttasil,
2) Mad Jaiz Munfasil
3) Mad ‘aridlisukμn,
4) Mad ‘Iwad,
5) Mad Badal,
6) Mad Lazim Musaqqal Qilmi
7) Mad Lazim Mukhaffaf Qilmi
8) Mad Lazim Harfi Musyba’
9) Mad Lazim Mukhafaf Harfi,
10) Mad Layyin
11) Mad Silah Tiwilah
12) Mad Silah Qasirah,
13) Mad Farq, dan
14) Mad Tamqin
Yang akan dibahas di sini hanya empat macam mad saja, yaitu: Mad
Wajib Muttasil, Mad Jaiz Munfasil, Mad ‘aridlisukun, dan Mad ‘Iwad. Untuk
mad yang lainnya, kalian bisa mencari melalui buku-buku sumber lainnya.
1) Mad Wajib Muttasil
Mad Wajib Muttasil,
yaitu apabila ada bacaan mad yang berhadapan dengan huruf hamzah dalam satu
kalimat. Panjang bacaan mad Wajib Muttasil adalah 5 harokat atau 5
ketukan. Contoh :
2) Mad Jaiz Munfasil
yaitu apabila ada bacaan mad yang berhadapan dengan huruf hamzah
atau alif bukan pada satu kalimat. Panjang bacaan mad Jaiz Munfasil adalah
2 sampai 5harokat atau 2 sampai 5 ketukan. Contoh:
3) Mad ‘aridlisukμn
Mad ‘aridlisukμn,
yaitu apabila ada bacaan mad yang berada pada akhir kalimat atau kalimat yang
diwaqafkan. Apabila tidak diwaqafkan, maka bukan termasuk mad aridlisukμn.
Panjang bacaan mad ‘aridlisukμn antara 2 sampai 6 harakat. Contoh:
4) Mad ‘Iwad
Mad ‘Iwad, yaitu apabila
ada bacaan mad yang akhir kalimatnya bertanda baca fathahtain dan dihentikan
(diwaqafkan). Panjang bacaan mad ‘Iwad adalah 2 sampai harokat atau 2 ketukan.
Contoh:
4. Mengartikan Q.S. Ar-Rahman/55: 33
a.
Terjemahan
ayat:
u|³÷èyJ»t Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur ÈbÎ) öNçF÷èsÜtGó$# br& (#räàÿZs? ô`ÏB Í$sÜø%r& ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur (#räàÿR$$sù 4
w cräàÿZs? wÎ) 9`»sÜù=Ý¡Î0 ÇÌÌÈ
“Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya
kecuali dengan kekuatan (dari Allah)”. (Q.S. ar-Rahman/55: 33)
b.
Kandungan Q.S. ar-Rahman/55: 33 serta Hadis Terkait
Isi kandungan Q.S. ar-Rahman/55: 33 sangat cocok untuk
kalian pelajari karena ayat ini menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan bagi
kehidupan umat manusia. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat mengetahui
benda-benda langit. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat menjelajahi angkasa
raya. Dengan ilmu pengetahuan, manusia mampu menembus sekat-sekat yang selama
ini belum terkuak. Hebat, bukan?
Manusia diberi potensi oleh Allah Swt. berupa akal. Akal ini harus
terus diasah, diberdayakan dengan cara belajar dan berkarya. Dengan belajar,
manusia bisa mendapatkan ilmu dan wawasan yang baru. Dengan ilmu, manusia dapat
berkarya untuk kehidupan yang lebih baik.
Nabi Muhammad saw. bersabda:
“Dari Anas ibn Malik r.a. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:
“Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap orang Islam”. (H.R. Ibn Majah)
Tentang pentingnya menuntut ilmu, Imam Syafi‘i dalam kitab Diwan
juga menegaskan:
“Barang siapa yang menghendaki dunia, maka harus dengan ilmu.
Barang siapa yang menghendaki akhirat maka harus dengan ilmu.”
Nasihat Imam Syafi‘i tersebut mengisyaratkan bahwa kemudahan dan
kesuksesan hidup baik di dunia maupun di akhirat dapat dicapai oleh manusia
melalui ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tidak akan mudah diperoleh, kecuali
dengan beberapa cara dan strategi yang harus dilalui. Dalam hal ini Imam
Syafi‘i dalam kitab Diwan menegaskan:
“Saudaraku,engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali setelah
memenuhi enam syarat, yaitu: kecerdasan, kemauan yang kuat, kesungguhan, perbekalan
yang cukup, dan kedekatan dengan guru dalam waktu yang lama.”
Ungkapan Imam Syafi‘i di atas penting diketahui oleh orang-orang
yang sedang asyik menuntut ilmu. Cara ini perlu dilakukan agar berhasil. Perlu adanya
semangat juang, harus dekat, akrab, dan hormat kepada guru agar ilmunya berkah.
Mencari ilmu juga perlu waktu yang lama.
5. Mengartikan Q.S. Al-Mujadalah/58: 11
a.
Terjemahan
ayat:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) @Ï% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿt ª!$# öNä3s9 (
#sÎ)ur @Ï% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4
ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz ÇÊÊÈ
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,
“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka
berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah
Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadalah/58: 11)
b.
Kandungan
Q.S. al-Mujadalah/58:11 serta Hadis Terkait
Menjelaskan keutamaan orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan.
Kalau Q .S .ar -Rahman/55:33 menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan,
maka ayat ini menegaskan bahwa orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan
diangkat derajatnya oleh Allah Swt.
Mengapa orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya?
Sudah tentu, orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan luas akan dihormati
oleh orang lain, diberi kepercayaan untuk mengendalikan atau mengelola apa saja
yang terjadi dalam kehidupan ini. Ini artinya tingkatan orang yang beriman dan
berilmu lebih tinggi dibanding orang yang tidak berilmu.
Ayat ini juga menjelaskan tentang belapang-lapanglah kalian ketika
berada di dalam majlis (tempat mencari ilmu). Yakni apabila kita berada di
tempat menuntut ilmu, baik itu di kelas, masjid, majlis taklim dan lain
sebagainya, kita harus memberikan kesempatan kepada orang lain untuk sama-sama
mendapatkan tempat duduk yang layak.
Akan tetapi perlu diingat bahwa orang yang beriman, tetapi tidak
berilmu, dia akan lemah. Oleh karena itu, keimanan seseorang yang tidak
didasari atas ilmu pengetahuan tidak akan kuat. Begitu juga sebaliknya, orang
yang berilmu, tetapi tidak beriman, ia akan tersesat. Karena ilmu yang dimiliki
bisa jadi tidak untuk kebaikan sesama.
Perilaku Orang yang Cinta Ilmu Pengetahuan
Sikap dan perilaku terpuji yang dapat
diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. ar-Rahman/55:33 dalam
kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
1.
Senang
membaca buku-buku pengetahuan sebagai bukti cinta ilmu pengetahuan.
2.
Selalu
ingin mencari tahu tentang alam semesta, baik di langit maupun di bumi, dengan
terus menelaahnya.
3.
Meyakini
bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah Swt. untuk manusia. Oleh karena
itu, manusia harus merasa haus untuk terus menggali ilmu pengetahuan.
4.
Rendah
hati atas kesuksesan yang diraihya dan tidak merasa rendah diri dan malu
terhadap kegagalan yang dialaminya.
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan
sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. al-Mujadalah/58:11 dalam
kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1.
Memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi dan berusaha untuk mendapatkan pengetahuan
tersebut.
2.
Bersikap
sopan saat belajar dan selalu menghargai dan menghormati guru.
3.
Senang
mendatangi guru untuk meminta penjelasan tentang ilmu pengetahuan.
4.
Selalu
menyeimbangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan keyakinan terhadap
kekuasaan Allah Swt.
Mengapa tidak terdapat contoh kalimatnya
BalasHapusAstaghfirullah itu ayatnya kok gitu):
BalasHapusHai
BalasHapushai juga
HapusHOW YU LAIK TET TERERET
BalasHapusIgo laik that tetetetetetet
HapusBlack pink
BalasHapusbumbaya
HapusTerere
HapusKok Gini Sii Arab ny:(
BalasHapusHai
BalasHapus