Senin, 08 Desember 2014

BAB 6 Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Menjadi Lebih Mudah

Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Menjadi Lebih Mudah
Allah Swt. yang memiliki ilmu. Allah disebut al-‘Alim artinya Maha Mengetahui (Maha Berilmu). Ilmu Allah Swt. sangat luas tanpa batas. Ada yang diberikan kepada kita sudah tertulis dan ada yang tidak tertulis. Yang tertulis adalah kitabullah dan yang tidak tertulis adalah alam semesta serta isinya yang disebut sebagai ayat-ayat kauniyyah. Selain belajar tentang alam semesta, kita juga wajib mempelajari ilmu Allah Swt. yang tertulis, yaitu al-Qur’an.
Al-Qur’an dapat dipelajari dengan cara membiasakan membaca tartil, mempelajari artinya, dan memahami kandungannya. Mari membaca al-Qur’an dengan tartil ayat-ayat berikut ini:
1.      Membaca Q.S. ar-Rahman/55: 33
2.      Membaca Q.S. al-Mujadalah/58: 11
3.      Menerapkan Hukum Bacaan Panjang/Mad
Supaya kalian dapat membaca ayat-ayat di atas dengan tartil, maka perlu memahami ilmu tajwid. Perhatikan ketentuan hukum bacaan mad berikut ini.
Mad artinya bacaan panjang, yaitu membaca panjang pada huruf-huruf yang memiliki kriteria mad. Ada dua macam mad, yaitu mad Tabi’i atau mad asli dan mad far‘i atau cabang-cabang mad. Perhatikan penjelasan berikut ini.
a.      Mad Tabi‘i atau Mad asli
Mad Tabi‘i artinya bacaan panjang dua harakat atau dua ketukan. Bacaan mad yang dimaksud di sini adalah cara membaca huruf dengan memanjang karena ada hukum mad. Ketentuan hukum bacaan mad sebagai berikut:
1)      Huruf alif atau fathah berdiri. Apabila ada huruf alif didahului tanda baca fathah,
2)      Huruf wawu. Apabila ada huruf wau sukun sebelumnya bertanda baca domah,
3)      Huruf ya. Apabila ada huruf ya sukun dan didahului tanda baca kasrah,
Perhatikan contoh bacaan mad pada skema berikut



b.      Mad Far’i (Cabang-cabang Mad)
Mad Far’i adalah mad cabang, yakni cabang dari mad Tabi‘i atau mad asli. Sebelum kalian membahas mad Far’i, alangkah baiknya kalau kalian memahami secara tuntas tentang mad Tabi‘i. Karena mad Far’i sangat terkait dengan mad Tabi‘i atau mad asli. Mad Far’i jumlahnya ada 14, yaitu:
Cabang - Cabang Mad
1)      Mad Wajib Muttasil,
2)      Mad Jaiz Munfasil
3)      Mad ‘aridlisukμn,
4)      Mad ‘Iwad,
5)      Mad Badal,
6)      Mad Lazim Musaqqal Qilmi
7)      Mad Lazim Mukhaffaf Qilmi
8)      Mad Lazim Harfi Musyba’
9)      Mad Lazim Mukhafaf Harfi,
10)  Mad Layyin
11)  Mad Silah Tiwilah
12)  Mad Silah Qasirah,
13)  Mad Farq, dan
14)  Mad Tamqin
Yang akan dibahas di sini hanya empat macam mad saja, yaitu: Mad Wajib Muttasil, Mad Jaiz Munfasil, Mad ‘aridlisukun, dan Mad ‘Iwad. Untuk mad yang lainnya, kalian bisa mencari melalui buku-buku sumber lainnya.
1)      Mad Wajib Muttasil
Mad Wajib Muttasil, yaitu apabila ada bacaan mad yang berhadapan dengan huruf hamzah dalam satu kalimat. Panjang bacaan mad Wajib Muttasil adalah 5 harokat atau 5 ketukan. Contoh :
2)      Mad Jaiz Munfasil
yaitu apabila ada bacaan mad yang berhadapan dengan huruf hamzah atau alif bukan pada satu kalimat. Panjang bacaan mad Jaiz Munfasil adalah 2 sampai 5harokat atau 2 sampai 5 ketukan. Contoh:

3)       Mad ‘aridlisukμn
Mad ‘aridlisukμn, yaitu apabila ada bacaan mad yang berada pada akhir kalimat atau kalimat yang diwaqafkan. Apabila tidak diwaqafkan, maka bukan termasuk mad aridlisukμn. Panjang bacaan mad ‘aridlisukμn antara 2 sampai 6 harakat. Contoh:
4)      Mad ‘Iwad
Mad ‘Iwad, yaitu apabila ada bacaan mad yang akhir kalimatnya bertanda baca fathahtain dan dihentikan (diwaqafkan). Panjang bacaan mad ‘Iwad adalah 2 sampai harokat atau 2 ketukan. Contoh:
4. Mengartikan Q.S. Ar-Rahman/55: 33
a.       Terjemahan ayat:
uŽ|³÷èyJ»tƒ Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur ÈbÎ) öNçF÷èsÜtGó$# br& (#räàÿZs? ô`ÏB Í$sÜø%r& ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur (#räàÿR$$sù 4 Ÿw šcräàÿZs? žwÎ) 9`»sÜù=Ý¡Î0 ÇÌÌÈ
“Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)”. (Q.S. ar-Rahman/55: 33)
b.      Kandungan Q.S. ar-Rahman/55: 33 serta Hadis Terkait
Isi kandungan Q.S. ar-Rahman/55: 33 sangat cocok untuk kalian pelajari karena ayat ini menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan umat manusia. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat mengetahui benda-benda langit. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat menjelajahi angkasa raya. Dengan ilmu pengetahuan, manusia mampu menembus sekat-sekat yang selama ini belum terkuak. Hebat, bukan?
Manusia diberi potensi oleh Allah Swt. berupa akal. Akal ini harus terus diasah, diberdayakan dengan cara belajar dan berkarya. Dengan belajar, manusia bisa mendapatkan ilmu dan wawasan yang baru. Dengan ilmu, manusia dapat berkarya untuk kehidupan yang lebih baik.
Nabi Muhammad saw. bersabda:
“Dari Anas ibn Malik r.a. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap orang Islam”. (H.R. Ibn Majah)
Tentang pentingnya menuntut ilmu, Imam Syafi‘i dalam kitab Diwan juga menegaskan:
“Barang siapa yang menghendaki dunia, maka harus dengan ilmu. Barang siapa yang menghendaki akhirat maka harus dengan ilmu.”
Nasihat Imam Syafi‘i tersebut mengisyaratkan bahwa kemudahan dan kesuksesan hidup baik di dunia maupun di akhirat dapat dicapai oleh manusia melalui ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tidak akan mudah diperoleh, kecuali dengan beberapa cara dan strategi yang harus dilalui. Dalam hal ini Imam Syafi‘i dalam kitab Diwan menegaskan:
“Saudaraku,engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali setelah memenuhi enam syarat, yaitu: kecerdasan, kemauan yang kuat, kesungguhan, perbekalan yang cukup, dan kedekatan dengan guru dalam waktu yang lama.”
Ungkapan Imam Syafi‘i di atas penting diketahui oleh orang-orang yang sedang asyik menuntut ilmu. Cara ini perlu dilakukan agar berhasil. Perlu adanya semangat juang, harus dekat, akrab, dan hormat kepada guru agar ilmunya berkah. Mencari ilmu juga perlu waktu yang lama.
5. Mengartikan Q.S. Al-Mujadalah/58: 11
a.       Terjemahan ayat:
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ 
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadalah/58: 11)
b.      Kandungan Q.S. al-Mujadalah/58:11 serta Hadis Terkait
Menjelaskan keutamaan orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan. Kalau Q .S .ar -Rahman/55:33 menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan, maka ayat ini menegaskan bahwa orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt.
Mengapa orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya? Sudah tentu, orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang lain, diberi kepercayaan untuk mengendalikan atau mengelola apa saja yang terjadi dalam kehidupan ini. Ini artinya tingkatan orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi dibanding orang yang tidak berilmu.
Ayat ini juga menjelaskan tentang belapang-lapanglah kalian ketika berada di dalam majlis (tempat mencari ilmu). Yakni apabila kita berada di tempat menuntut ilmu, baik itu di kelas, masjid, majlis taklim dan lain sebagainya, kita harus memberikan kesempatan kepada orang lain untuk sama-sama mendapatkan tempat duduk yang layak.
Akan tetapi perlu diingat bahwa orang yang beriman, tetapi tidak berilmu, dia akan lemah. Oleh karena itu, keimanan seseorang yang tidak didasari atas ilmu pengetahuan tidak akan kuat. Begitu juga sebaliknya, orang yang berilmu, tetapi tidak beriman, ia akan tersesat. Karena ilmu yang dimiliki bisa jadi tidak untuk kebaikan sesama.
Perilaku Orang yang Cinta Ilmu Pengetahuan
Sikap dan perilaku terpuji yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. ar-Rahman/55:33 dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
1.      Senang membaca buku-buku pengetahuan sebagai bukti cinta ilmu pengetahuan.
2.      Selalu ingin mencari tahu tentang alam semesta, baik di langit maupun di bumi, dengan terus menelaahnya.
3.      Meyakini bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah Swt. untuk manusia. Oleh karena itu, manusia harus merasa haus untuk terus menggali ilmu pengetahuan.
4.      Rendah hati atas kesuksesan yang diraihya dan tidak merasa rendah diri dan malu terhadap kegagalan yang dialaminya.
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. al-Mujadalah/58:11 dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1.      Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan berusaha untuk mendapatkan pengetahuan tersebut.
2.      Bersikap sopan saat belajar dan selalu menghargai dan menghormati guru.
3.      Senang mendatangi guru untuk meminta penjelasan tentang ilmu pengetahuan.
4.      Selalu menyeimbangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan keyakinan terhadap kekuasaan Allah Swt.


11 komentar: