Senin, 08 Desember 2014

BAB 11 Hijrah Ke Madinah

HIJRAH KE MADINAH
(Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan)

Sebab-Sebab Rasulullah Hijrah
Setelah Nabi Muhammad saw. berdakwah secara terang-terangan, hantaman dan siksaan dari kafir Quraisy mulai meningkat. Berbagai cara dilakukan kafir Quraisy agar Nabi Muhammad saw. tidak meneruskan dakwahnya.
Bertahun-tahun Nabi Muhammad saw. menyerukan Islam di Mekah, tetapi hasilnya hanya sedikit yang mengikuti ajaran-Nya. Pada saat Nabi Muhammad saw. membutuhkan dorongan dan motivasi dari orang-orang terdekatnya, justru isterinya, Siti Khadijah dan pamannya, Abu Thalib, berpulang ke rahmatullah dalam waktu yang hampir bersamaan. Kehilangan kedua orang tersebut merupakan masalah serius bagi Nabi Muhammad saw. dalam menjalankan dakwah Islamiyah di Mekah. Peristiwa sangat menyedihkan ini kemudiaan disebut tahun duka cita (amul huzni). Di tengah kesedihannya, Nabi Muhammad saw. Mengalami peristiwa luar biasa, yaitu Isra’ Mi’raj. Peristiwa itu terjadi setahun sebelum Hijrahke Madinah, tepatnya 27 Rajab 621 M. Pada peristiwa itu Allah Swt. memperlihatkan tanda-tanda keagungan dan kekuasaan-Nya sebagai penghibur bagi Nabi Muhammad saw. yang sedang dirundung kesedihan. Peristiwa ini memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada Nabi Muhammad saw. Pada peristiwa tersebut, Nabi Muhammad saw. menerima perintah £alat 5 waktu dalam sehari semalam.
Setelah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw. meneruskan dakwahnya dan mengabarkan peristiwa yang dialaminya. Kabar itu membuat kafir Quraisy menganggap Nabi Muhammad saw. telah melakukan pembohongan. Usaha-usaha pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw. dan pengikutnya terus digalakkan.
Setelah Allah Swt. menyuruhnya untuk hijrah, maka Nabi Muhammad saw. pun melaksanakan Hijrah ke Madinah
Awalnya, pada tahun 620 M Nabi Muhammad saw. bertemu 6 orang Yasrib dari Kabilah Khazraj yang berziarah ke Mekah. Dalam pertemuan tersebut, Nabi Muhammad saw. mengajak mereka untuk masuk Islam. Mereka menyambut dengan baik ajakan itu dan menyatakan masuk Islam. Mereka pula yang memberitahukan tentang Islam kepada masyarakat Yasrib lainnya.
Pada tahun 621 M, seorang muslim Yasrib beserta 6 orang teman yang lain sebagai utusan Kabilah Khazraj dan Aus mendatangi Nabi Muhammad saw. Keenam orang tersebut masuk Islam dan melakukan perjanjian di tempat yang bernama Aqabah. Isi perjanjiannya: “Kami tidak akan mempersekutukan Allah Swt. dengan sesuatu yang lain. Kami tidak akan mencuri, berzina, dan membunuh anak-anak. Kami tidak akan saling memfitnah dan kami tidak akan mendurhakai Nabi Muhammad saw.
Selanjutnya, pada 622 M, orang-orang Yasrib datang lagi dengan maksud mengadakan perjanjian Aqabah 2 sekaligus mengundang Nabi Muhammad saw. untuk berhijrah ke Yasrib. Perjanjian Aqabah 2, diikuti 75 orang Yasrib dan Nabi Muhammad saw. yang didampingi pamannya, Hamzah. Isi perjanjian sama dengan yang sebelumnya, tetapi jumlah peserta yang memeluk agama Islam semakin banyak. Dalam dua kali perjanjian yang terjadi, Nabi Muhammad saw. mendapatkan kesan bahwa Islam telah siap berkembang pesat di Yasrib. Kenyataan ini membuat Nabi Muhammad saw. memerintahkan para pengikutnya untuk hijrah ke Yasrib dengan sembunyi-sembunyi. Sementara Nabi Muhammad saw. bertahan di Mekah bersama Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib.
Rencana hijrah Nabi Muhammad saw. didengar oleh kafir Quraisy. Kaum Quraisy pun akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw. Kafir Quraisy khawatir Islam akan berkembang di Yasrib. Mereka menyuruh para pemuda untuk mengepung rumah Nabi Muhammad saw. karena khawatir akan lari. Pada malam itu pula. Nabi Muhammad saw. membisikkan kepada Ali bin Abi Thalib supaya memakai selimut beliau dan berbaring di tempat tidurnya. Atas izin Allah Nabi Muhammad saw. berhasil keluar dari rumahnya dengan selamat.
Tidak lama setelah Nabi Muhammad saw. meninggalkan rumahnya, para pemuda terbangun dan masuk ke rumah beliau dengan penuh nafsu untuk membunuh. Akan tetapi, mereka hanya mendapatkan Ali bin Abi Thalib yang sedang tidur. Mereka kecewa dan tidak percaya dengan segala hal yang terjadi. Hal ini terjadi hanya karena pertolongan Allah Swt.

Perjalanan Hijrah Rasulullah saw.
Menjelang larut malam, Nabi Muhammad saw. menuju ke rumah Abu Bakar dan mengajaknya hijrah. Kedua orang itu kemudian keluar dari jendela pintu belakang dan terus bertolak ke arah selatan menuju Gua Sur. Jalan yang ditempuh oleh mereka adalah jalan yang tidak mungkin dilewati manusia. Hal ini dilakukan supaya para pemuda Quraisy yang mengejar tidak menyangka mereka melalui jalan itu.
Dalam perjalanannya, mereka berdua sempat bersembunyi di Gua sur selama tiga hari tiga malam. Tidak ada seorang pun yang mengetahui tempat persembunyian itu selain Abdullah bin Abu Bakar, kedua orang puterinya, Aisyah dan Asma, dan pembantu mereka ‘Amir bin Fuhaira. Tugas Abdullah adalah mencari informasi tentang rencana kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw. Pada malam hari ia menyampaikan informasi tersebut kepada Nabi Muhammad saw. beserta ayahnya.
Pada hari ketiga, mereka berdua sudah mengetahui bahwa situasi sudah tenang, mereka berangkat dan melanjutkan perjalanan dengan perbekalan yang diberikan oleh putrinya. Supaya aman dalam perjalanan, Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar mengambil jalan yang tidak pernah dilalui manusia. Abdullah bin Uraiqit dari Banu Du’il diminta sebagai penunjuk jalan. Keduanya membawa Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar dengan hati-hati sekali ke arah selatan kemudian menuju Tihama di dekat pantai Laut Merah.
Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar beserta penunjuk jalannya itu sepanjang malam dan siang berada di atas kendaraan. Tidak lagi mereka pedulikan kesulitan dan rasa lelah. Mereka hanya percaya bahwa Allah Swt. akan menolong mereka.
Orang Quraisy mengadakan sayembara, siapa saja yang dapat membawa Nabi Muhammad saw, hidup atau mati, hadiah besar dan jabatan tinggi menantinya. Hal ini menarik hati masyarakat pada waktu itu, termasuk Suraqa bin Malik yang sudah mengetahui perjalanan Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar. Tidak lama kemudian Suraqa bin Malik mendatangi tempat yang dimaksud dan dia menemukan Nabi Muhammad saw. beserta kedua temannya yang sedang beristirahat di sebuah batu besar sambil menyantap bekal yang diberikan oleh Asma, putri Abu Bakar.
Setiap kali Suraqa bin Malik mendekati rombongan Nabi Muhammad saw. kudanya selalu tersungkur. Hal itu berulang sampai empat kali. Suraqa yang percaya kepada dewa berpikir bahwa itu adalah pertanda buruk sehingga dia mengurungkan niatnya dan kembali ke Mekah.
Selama tujuh hari terus-menerus mereka berjalan. Mereka hanya beristirahat di bawah panas membara musim kemarau dan berjalan lagi sepanjang malam mengarungi lautan padang pasir. Hanya karena adanya ketenangan hati kepada Allah Swt. membuat hati dan perasaan mereka terasa lebih aman. Mereka selalu yakin bahwa Allah Swt. akan selalu bersama mereka.
Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasulullah saw. singgah di Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madinah. Di sana beliau membangun sebuah masjid. Masjid ini menjadi masjid pertama dalam sejarah Islam. Beliau singgah di sana selama empat hari untuk selanjutnya meneruskan perjalanan ke Madinah. Pada hari Jumat pagi, beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf tepat pada waktu salat Jumat. Salat-lah beliau di sana. Inilah salat Jumat pertama dalam Islam. Khotbahnya pun merupakan khotbah yang petama.
Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kedatangan beliau telah dinanti-nanti masyarakat Madinah. Pada hari kedatangan Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar, masyarakat Madinah sudah menunggu di jalan yang akan dilalui Nabi Muhammad saw., lengkap dengan regu genderang. Mereka mengelu-elukan Nabi Muhammad saw. dan genderang pun gemuruh diselingi nyanyian yang sengaja digubah untuk keperluan penyambutan itu. “Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah kita, dari celah-celah bebukitan. Wajiblah kita bersyukur atas ajakannya kepada Allah Swt. Wahai orang yang dibangkitkan untuk kami, kau datang membawa sesuatu yang wajib ditaati.” Itulah syair penyambutan Nabi Muhammad saw. di Madinah.

Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah
Setelah sampai di Madinah, Nabi Muhammad saw. mulai membuat program kerja dan melaksanakannya seperti yaitu membangun masjid, mempersaudarakan antara MuhAjirin dan Ansar, dan membuat perjanjian dengan penduduk Madinah.
Langkah pertama, membangun masjid. Pembangunan masjid segera dimulai dan seluruh umat Islam ikut ambil bagian sehingga berdiri sebuah masjid berdinding bata, berkayu batang kurma, dan beratap daun kurma.
Masjid yang dibangun Rasulullah saw. bersama-sama kaum Muhajirin dan Ansar tidak hanya berfungsi untuk salat semata, akan tetapi untuk seluruh kegiatan Nabi di Madinah. Di antara fungsi masjid pada zaman Nabi adalah sebagai tempat mempersatukan umat, bermusyawarah tentang perkembangan Islam, mengkaji ilmu agama, bahkan sebagai pusat pemerintahan setelah Rasulullah dipilih sebagai pemimpin di Madinah.
Seluruh aktivitas masyarakat Madinah dipusatkan di masjid. Itulah fungsi masjid yang sebenarnya sudah dibangun oleh Rasulullah saw.
Langkah berikut Nabi Muhammad saw. adalah mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin dengan Ansar. Muhajirin adalah orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah, sedangkan Ansar adalah orang Madinah yang menyambut kedatangan kaum Muhajirin. Setiap orang Ansar mengakui orang Muhajirin sebagai saudaranya sendiri. Mereka mempersilakan saudaranya tinggal di rumah dan memanfaatkan segala fasilitas yang ada di rumah tersebut. Di antara para sahabat yang dipersaudarakan adalah:
NO.
Muhajirin
Ansar
1.
Abu Bakar
Kharijah bin Zubair
2.
Umar bin Khattab
Itban bin Malik
3.
Bilal bin Rabah
Abu Ruwaihah
4.
Amir bin Abdillah
Sa’ad bin Muadz
5.
Abdul Rahman bin Auf
Sa’ad bin Rabi’
6.
Zubair bin Awwam
Salamah bin salamah
7.
Usman bin Affan
Aus bin Tsabit
8.
Thalhah bin Ubaidillah
Ka’ab bin Malik
9.
Abu Huzaifah bin Utbah
Ubbah bin Bisyr
10.
Ammar bin Yasir
Huzaifah bin Al Yaman

Langkah ini mendapat simpati seluruh lapisan masyarakat Madinah. Orang-orang Muh±jir³n merasa nyaman dan tenteram, meskipun bukan tinggal di rumah sendiri. Mereka melakukan kegiatan dan interaksi dengan penduduk Madinah dan saling menolong sehingga suasana Madinah menjadi indah dan menyenangkan.
Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh kaum muslimin dan orang-orang nonmuslim di Madinah, yang kemudian disebut “Piagam Madinah”. Adapun isi piagam Madinah antara lain:
1.      Kaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut serta dalam peperangan.
2.      Kaum Yahudi dari Bani Auf diperlakukan sama kaum muslimin.
3.      Kaum Yahudi tetap dengan Agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengan kaum muslimin.
4.      Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama dengan kaum Yahudi Bani Auf.
5.      Kaum Yahudi dan muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau menhadapi musuh.
6.      Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau kedhaliman.
7.      Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.
8.      Semua penduduk Madinah dijamin keselamatanya kecuali bagi yang berbuat jahat
Perlu diketahui, bahwa di Madinah tidak hanya orang-orang Islam saja yang tinggal, tetapi di sana terdapat pula orang-orang nonmuslim. Agar terjadi hubungan yang harmonis, saling menghormati, toleransi, dan menjaga lingkungan di Madinah, maka harus ada kesepakatan bersama. Piagam inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai undang-undang dasar negara dan pemerintahan Islam yang pertama. Isinya mencakup, antara lain, perikemanusiaan, keadilan sosial, toleransi beragama, dan gotong royong.

Dengan program-program cerdas yang dilakukan Nabi Muhammad saw., Madinah menjadi daerah yang sangat maju baik peradaban maupun kebudayaannya sehingga terkenalah dengan sebutan al-Madinah al-Munawarah (kota yang bercahaya).

21 komentar:

  1. Panjang bgt wkwkwk tp the best lah

    BalasHapus
  2. Panjang banget hahaha tapi gpp yang menting mantep dah wkwkwk

    BalasHapus
  3. panjangg bangett
    tapi makasih lah yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. ๐ŸŒ“๐ŸŒ“๐ŸŒ“๐ŸŒ“๐ŸŒ“๐ŸŒ“๐ŸŒ“๐ŸŒ“๐ŸŒ“๐ŸŒ”๐ŸŒ•๐ŸŒ•๐ŸŒ‡๐ŸŒ…๐ŸŒ…๐ŸŒ‹๐ŸŒ‹๐ŸŒ‹๐ŸŒ‹๐ŸŒ‹๐ŸŒ‹๐ŸŒ‹๐ŸŒ‹๐ŸŒ‹๐ŸŒ‹๐ŸŒ‹B-)B-)8-(^.^^ฯ‰^^_^:-[:-]:|:*(:P:D;-S(:-(:-|:’-(:););^):-o;-):-P:-D:-)^O^kagamugu tigidagak tagaugu yaga hahagahahahababvaba

      Hapus
  4. Apa kalian tau apa yang dimaksud dengan hijrah

    BalasHapus
  5. Kkkkkkaaaaaallllliiiiaaaannnnn n.

    BalasHapus
  6. Panjang banget
    tapi sangat membantu๐Ÿ˜ฎ๐Ÿ˜๐Ÿ˜จ๐Ÿ˜จ๐Ÿ˜จ

    BalasHapus
  7. You๐Ÿ˜ˆ๐Ÿ˜ˆ๐Ÿฎ๐Ÿฆ๐Ÿค๐Ÿ‘๐Ÿฃ๐Ÿฐ๐Ÿฐ๐Ÿƒ๐Ÿ“๐Ÿšฐ♏๐Ÿšฐ♒♏♋♈♌๐Ÿ”š♈♈♓๐Ÿ—ป๐Ÿฎ๐Ÿฏ๐Ÿฎ๐Ÿฏ๐Ÿ’ˆ๐Ÿฏ๐Ÿฎ๐Ÿจ⛪๐Ÿฐ๐Ÿช๐Ÿจ๐Ÿค๐Ÿฎ๐Ÿ—ผ๐Ÿฏ๐Ÿ—ผ๐Ÿจ๐Ÿ—ผ๐Ÿฏ๐Ÿ—ฝ๐Ÿฌ๐Ÿ—ฝ๐Ÿฌ⛪๐Ÿ—ฟ๐Ÿ”จ๐Ÿจ๐Ÿช๐Ÿฏ๐Ÿ—ป๐Ÿ๐Ÿค๐Ÿด๐Ÿค๐Ÿ‡๐Ÿน๐Ÿช๐ŸŒ๐Ÿช๐Ÿ‹๐ŸŒ๐ŸŒ๐Ÿฌ๐Ÿซ๐Ÿจ๐Ÿ†๐ŸŸ๐Ÿฉ๐Ÿท๐Ÿถ๐Ÿจ☕๐Ÿจ☕๐Ÿ˜ก๐Ÿ˜ก๐Ÿ˜ฃ๐Ÿ˜ก๐Ÿ˜‘๐Ÿ˜ก☺๐Ÿ˜Š☺☺☺☺☺๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜ฏ๐Ÿ˜ข๐Ÿ˜ข๐Ÿ˜ˆ๐Ÿ˜ˆ๐Ÿ˜ˆ๐Ÿ˜ˆ๐Ÿ˜ˆ๐Ÿ˜›๐Ÿ˜›๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜š๐Ÿ˜Ž๐Ÿ˜Ž๐Ÿ˜š๐Ÿ˜๐Ÿ˜š๐Ÿ˜ท๐Ÿ˜›๐Ÿ˜ฐ๐Ÿ˜ต๐Ÿ˜ฉ๐Ÿ˜ณ๐Ÿ˜ฐ๐Ÿ˜ณ๐Ÿ˜ฐ๐Ÿ˜ฒ๐Ÿ˜Ÿ๐Ÿ˜ต๐Ÿ˜ต๐Ÿ˜ต๐Ÿ˜ต๐Ÿ˜ต๐Ÿ˜ต๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜–๐Ÿ˜”๐Ÿ˜๐Ÿ˜ซ๐Ÿ™†๐Ÿ™๐Ÿ˜น๐Ÿ™ˆ๐Ÿ™‰๐Ÿ™Š๐Ÿ˜ฝ๐Ÿ™Š๐Ÿ˜ฝ๐Ÿ‘ฉ๐Ÿ’๐Ÿ‘ฉ๐Ÿ‘ถ๐Ÿ‘ฆ๐Ÿ‘จ๐Ÿ‘ฌ๐Ÿ‘ต๐Ÿ‘ฌ๐Ÿ’๐Ÿ‘ฌ๐Ÿ’๐Ÿ‘ซ๐Ÿ‘ฏ๐Ÿ’‚๐Ÿ’๐Ÿ‘ฎ๐Ÿ‘ฅ๐Ÿ‘ฑ๐Ÿ‘ฐ๐Ÿ‘ฒ๐Ÿ‘ธ๐Ÿ‘ฑ๐Ÿ’†๐Ÿ‘น๐Ÿ’‡๐Ÿ‘น๐Ÿ’‡๐Ÿ‘ป๐Ÿ‘ป๐Ÿ‘พ๐Ÿ’‹๐Ÿ‘ฝ๐Ÿ’ช๐Ÿ‘ป๐Ÿ‘ป๐Ÿ‘ป๐Ÿ‘ป๐Ÿ‘ป๐Ÿ‘ป๐Ÿ‘ป๐Ÿ’ช๐Ÿ‘พ๐Ÿ’ช๐Ÿ‘พ๐Ÿ‘€๐Ÿ‘พ๐Ÿ‘€๐Ÿ‘€๐Ÿ‘พ๐Ÿ‘€๐Ÿ‘พ๐Ÿ‘€๐Ÿ‘€๐Ÿ‘พ❤๐Ÿ‘พ๐Ÿ’ช๐Ÿ‘„๐Ÿ‘…๐Ÿ‘ฃ๐Ÿ’‹๐Ÿ‘…๐Ÿ‘…๐Ÿ‘…๐Ÿ‘ƒ๐Ÿ‘„๐Ÿ‘„๐Ÿ’“๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’”๐Ÿ’•๐Ÿ’›๐Ÿ’–๐Ÿ’š๐Ÿ’–๐Ÿ’—๐Ÿ‘Ž๐Ÿ‘✋๐Ÿ’ž๐Ÿ‘๐Ÿ‘Ž๐Ÿ‘Ž๐Ÿ‘Ž๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘Ž๐Ÿ‘Ž๐Ÿ‘Ž๐Ÿ‘๐Ÿ‘Ž๐Ÿ‘๐Ÿ‘Ž๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ‘Ž๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ‘Ž๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ‘Š✊✋✌๐Ÿ‘†✌๐Ÿ‘†✋๐Ÿ’☕☕๐Ÿท๐Ÿ“๐Ÿ’๐Ÿ‰๐Ÿ‘๐Ÿ„☔☁๐ŸŒ‚๐ŸŒ‚☁⛄⛄⛄๐ŸŒ‚๐Ÿ’ง๐ŸŒˆ๐ŸŒผ๐ŸŒš๐ŸŒ’๐ŸŒ’๐ŸŒŠ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒƒ๐ŸŒ‰๐ŸŒ†๐ŸŒ‹๐ŸŒ—

    BalasHapus
  8. Panjang tapi makasih yah sangat membantu

    BalasHapus
  9. Makasih sangat membantu buat pengetahuan agama

    BalasHapus